Senin, 31 Desember 2012

P4S


STANDAR KELENGKAPAN P4S

Oleh  :   Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Pembina P4S Cita Laksana Mandiri


Pemberdayaan masyarakat tani merupakan proses perubahan pola pikir dan prilaku petani dari subsisten konvensional menjadi petani modern, berwawasan agribisnis dengan pembelajaran yang berkelanjutan.

Pemberdayaan yang dimaksud meliputi : pemberdayaan Sumber Daya Manusia Petani, Pemberdayaan Kelembagaan Petani, dan Pemberdayaan Usahatani.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga pelatihan yang didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh petani secara swadaya, baik perorangan atau kelompok secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan SDM pertanian melalui pelatihan/permagangan dari, oleh, dan untuk petani dan masyarakat pedesaan.

I.     STANDAR KELENGKAPAN SARANA FISIK P4S

1.      Lahan Usaha Tani
2.      Ruang Belajar
3.      Peralatan Pertanian
4.      Perpustakaan
5.      Asrama
6.      Air Bersih
7.      Penerangan
8.      Akses ke Jalan Raya

LAHAN USAHA TANI

MINIMUM
-          Lahan usaha tani campuran/terpadu (tanaman pangan,kolam ikan, dll )
-          Luasnya berkisar 0,5 – 4,0 Ha

IDEAL
-          Lahan Usaha tani khusus (ternak,kolam ikan,tanaman pangan, hortikultura,dll)
-          Tergantung jenis usaha tani yang menjadi kekhususan P4S tersebut
-          Luasnya berkisar 4 – 10 Ha



RUANG BELAJAR

MINIMUM
-          Ruangan di dalam rumah yang dapat menampung antara 5-10 peserta
-          Dilengkapi dengan peralatan sederhana seperti tikar,papan tulis, dll

IDEAL
-          Ruangan khusus berupa bangunan permanen atau semi permanen yang dapat menampung sekitar 30 peserta
-          Letak bangunan/ruang belajar sebaiknya berdekatan dengan lahan usaha tani.
-          Dilengkapi dengan peralatan belajar mengajar seperti meja,kursi,papan tulis,alat peraga, alat bantu mengajar, dll

PERALATAN PERTANIAN

MINIMUM
-          Peralatan pertanian sederhana sesuai jenis usaha tani yang menjadi kekhususan P4S.

IDEAL
-          Peralatan pertanian lengkap dan modern (menggunakan mesin dan elektrik)

PERPUSTAKAAN

MINIMUM
-          Rak atau lemari tempat penyimpanan buku-buku atau bahan cetakan yang diproduksi berbagai instansi/lembaga ditempatkan dalam salah satu ruangan dirumah pengelola P4S.

IDEAL
-          Ruang perpustakaan permanen berukuran sekitar 50 m2 lengkap dengan peralatannya.
-          Selain buku/brosur dan bahan terbitan lainnya dari pemerintah juga tersedia buku-buku ilmiah lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha tani yang dilakukan.

ASRAMA

MINIMUM
-          Rumah pengelola P4S yang dapat menampung 1-3 orang.

IDEAL
-          Bangunan permanen untuk asrama beserta perlengkapannya yang letaknya berdekatan dengan ruang belajar dan lahan usaha tani P4S.
-          Asrama dilengkapi dengan dapur, ruang makan beserta perlengkapannya dan dipergunakan untuk menampung sekitar 40 peserta dan beberapa orang pelatih.

AIR BERSIH
-          Air bersih untuk MCK harus tersedia.
PENERANGAN
-          Tersedia penerangan berupa lampu gas, listrik  PLN atau generator listrik secukupnya.

AKSES KE JALAN RAYA

MINIMUM
-          Tersedia jalan tanah yang dapat dilalui kendaraan roda dua atau pejalan kaki untuk mencapai lokasi P4S

IDEAL
-      Akses ke jalan raya minimal jalan pengerasan dari batu atau aspal yang dapat dilalui kendaraan roda empat

II. STANDAR KELENGKAPAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN P4S

MINIMAL
-          Pengelolaan P4S langsung ditangani oleh kontak tani sendiri, dibantu kontak tani lainnya dan anggota keluarga yang ada secara formal

IDEAL
-          Berbentuk lembaga pendidikan atau yayasan yang terstruktur
-          Pengelolaan dilakukan oleh pengurus yang disahkan oleh lembaga/yayasan.

III. STANDAR KELENGKAPAN PENGAJAR / INDUK SEMANG P4S

MINIMAL
-          Pengajar/induk semang adalah kontak tani pemilik P4S dan dibantu kontak tani disekitar lokasi serta anggota keluarga lainnya.

IDEAL
-          Pengajar/induk semang adalah kontak tani pemilik P4S dibantu oleh kontak tani dan pengajar lainnya baik dari pemerintah maupun swasta.

IV. STANDAR KELENGKAPAN KURIKULUM P4S

MINIMAL
-          Kurikulum /materi pelatihjan ada, tetapi belum tertulis.

IDEAL
-          Kurikulum dan materi pelatihan disusun dengan cermat dan tertulis.






VI. STANDAR KELENGKAPAN PEMBIAYAAN

MINIMAL
-          Pembiayaan disesuaikan dengan kondisi setempat.

IDEAL
-          Pembiayaan mencakup seluruh jenis Pengeluaran ( Akomodasi,konsumsi,sarana pelatihan, pelatih, dll)


HIMBAUAN

1.      Diharapkan agar setiap BP3K dapat menumbuhkembangkan P4S di wilayah binaannya

2.      Agar dibentuk Forum Komunikasi P4S di setiap Kabupaten dan Forum Komunikasi P4S di Provinsi

HAMA BUBUK BUAH KOPI


PENGENDALIAN HAMA BUBUK BUAH KOPI
(Hyphotenemus hampei Ferr)


Oleh  :   Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Pembina P4S Cita Laksana Mandiri


Kopi merupakan komoditas yang banyak dikonsumsi di dalam dan luar negeri serta mempunyai peranan penting bagi perekonomian Indonesia

Peningkatan produktivitas dan mutu hasil diharapkan akan meningkatkan pendapatan produsen kopi menjadi lebih baik lagi

Produksi perkebunan kopi rakyat memberikan bagian (share) lebih dari 90 % dari produksi kopi di Indonesia

Dalam dunia perdagangan disamping syarat mutu kopi yang umum (seperti ukuran biji, kadar air, dan persentase cacat), konsumen menuntut syarat kebersihan dan kesehatan

Warna biji hitam, hitam sebagian, hitam pecah, biji berlubang satu, dan biji berlubang lebih dari satu yang disebabkan oleh hama dan penyakit merupakan nilai cacat (defect system) yang harus diperbaiki dalam kopi ekspor

Upaya dalam meningkatkan mutu dan jumlah produksi kopi telah banyak diusahakan di Indonesia terutama di perkebunan besar akan tetapi di perkebunan rakyat masih sangat terbatas

Deskripsi Hama Bubuk Buah Kopi

Hama bubuk buah kopi merupakan kumbang kecil (small beetle), berwarna hitam

Serangga betina
-          panjang 1,7 mm dengan kaki agak tersembunyi
-          Serangga dewasa dapat bertahan hidup 67 hari
-          Telur 37 butir/ekor
-          Telur menetas 5 – 9 hari
-          Stadium larva 10-16 hari dengan masa istirahat sebelum menjadi pupa selama 2 hari
-          Larva yang baru menetas memakan substansi dari biji kopi
-          Pergantian kulit pada larva  2 kali
-          Larva mendapat makanan selama 19 hari



Serangga Jantan :
-          Stadium larva 10-15 hari dengan masa istirahat sebelum menjadi pupa selama 2 hari
-          Larva yang baru menetas memakan substansi dari biji kopi
-          Pergantian kulit pada larva  1 kali
-          Larva mendapat makanan selama 15 hari

Sex Ratio jantan dan betina : 1 ekor jantan berbanding 20 ekor betina

Cara Hidup Hama Bubuk Buah Kopi

Hama bubuk buah kopi muncul dan terbang dari buah yang satu ke buah yang lain antara pukul 16.00 s/d 18.00

Kemampuan terbangnya mencapai jarak sejauh 350 meter

Serangga betina yang hinggap langsung menggerek buah kopi dan akan terbang setelah dibuahi oleh pejantannya, sedangkan pejantan tetap berada pada buah kopi dan menggerek hingga buah menjadi berlubang-lubang

Faktor yang Berpengaruh terhadap Populasi Hama Bubuk Buah Kopi

1.      Tinggi temapt
2.      Naungan
3.      Kerentanan tanaman kopi

Tinggi Tempat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ketinggian 244 - 467 m dpl stadium telur sampai dewasa rata-rata 25 hari

Pada ketinggian tempat 853 m dpl serangga yang muncul 33 hari lebih sedikit dibandingkan pada ketinggian 427 m dpl

Dengan demikian hama bubuk buah kopi banyak terdapat di daerah dataran rendah yang keadaannya panas dan agak lembab, karena kondisi ini sangat disenangi dan mengntungkan untuk perkembanganbiakan hama bubuk buah kopi

Naungan

Untuk menciptakan sirkulasi udara dan sebaran sinar matahari yang seimbang diusahakan 1 pohon naungan dengan 8 tanaman kopi

Untuk daerah yang curah hujannya rendah dianjurkan menanam 1 pohon naungan untuk 4 pohon kopi

Untuk daerah yang curah hujannya tinggi dianjurkan menanam 1 pohon naungan untuk 8 pohon kopi

Dengan demikian untuk menghindari tanaman kopi dari serangan hama bubuk buah harus diusahakan pohon naungan yang tidak menjadi inang hama bubuk buah kopi, dapat menyuburkan tanah, perakaran tidak mengganggu tanaman kopi, tidak mudah patah dan dapat diatur, dan dapat hidup pada musim kemarau

Kerentanan Tanaman Kopi terhadap Hama Bubuk Buah Kopi

1.      Umur Buah Kopi

-       Buah kopi yang masih lunak hanya untuk makanan hama bubuk buah kopi
-       Buah kopi yang sudah cukup keras akan dibuat lubang gerekan pada diskusnya, lalu hama bubuk buah kopi akan hidup di dalamnya

Hama bubuk buah kopi menyerang pada semua tingkatan umur buah kopi termasuk buah yang sudah berjatuhan di atas tanah

2.      Jenis Kopi (Varietas)
-       Hama bubuk buah kopi menyerang buah kopi yang lebih lunak (softer) dan kulitnya lebih mengkilat (shining)
-       Jenis kopi Liberika kurang disukai karena kulitnya relatif tebal
-       Jenis Robusta sangat disukai, tetapi kurang penting bagi perkembangbiakan hama bubuk buah kopi, karena terdapat di dataran tingggi
-       Klon SA 13 dan SA 34 kurang disukai hama bubuk buah kopi

Gejala Kerusakan dan Kerugian Akibat Serangan Hama Bubuk Buah Kopi

1.      Buah-buah muda akan digerek dan dilubangi diskusnya
2.      Hama bubuk buah kopi masuk ke dalam endoperma sehingga jaringan menjadi rusak
3.      Buah muda yang sudah digerek menjadi pucat, gugur, dan membusuk
4.      Buah tua merupakan tempat perkembangbiakan hama bubuk buah kopi dan sebagai preferensi (pilihan) tempat meletakkan telur, pelindung, makanan larva dan serangga dewasa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1.      Telur paling banyak terdapat pada buah masak (495), buah sedang masak (278), dan pada buah hitam di pohon (272).
2.      Larva paling banyak terdapat pada buah hitam di pohon (418) dan buah masak (329)
3.      Pupa paling banyak terdapat pada buah hitam di pohon (67) dan buah masak (49)
4.      Imago paling banyak terdapat pada buah hitam berlubang (318) dan buah hitam di pohon (107)



Cara Pengendalian Hama Bubuk Buah Kopi

Pengendalian hama buah kopi secara terpadu dengan pendekatan ekologik dan ekonomik terhadap strategi dan cara pengendalian hama agar hama tanaman dalam keadaan yang tidak merugikan

1.      Biologis
2.      Mekanis
3.      Kimiawi

Pengendalian secara biologis dengan memelihara musuh alami (Dendymus rubiginosus, Prorops nasuta, Heterospilus coffeicola, cendawan Spicaria javanica dan Botrytis stephanoderes

Pengendalian Mekanis dengan cara petik buah, racutan, dan lelesan

Pengendalian Kimiawi dengan memperhatikan ambang ekonomis dari hama bubuk buah kopi sesuai anjuran (5 % dari 200 buah kopi terserang atau 50 buah kopi/ batang telah terserang hama bubuk buah kopi)

Pestisida yang sering digunakan adalah Metidation dan Endosulfan atau sesuai dengan anjuran petugas perkebunan setempat
                                            
Kesimpulan :

Untuk mengurangi hama bubuk buah kopi sebanyak-banyaknya dapat dilakukan dengan pemetikan buah yang terserang pada awal panen, waktu panen, dan pengumpulan buah yang berjatuhan di atas tanah

Penggunaan pestisida harus secara bijaksana dan sesuai anjuran petugas perkebunan setempat

Apabila menggunakan musuh alami, mintalah petunjuk yang jelas dan benar pada petugas perkebunan setempat.