PENDIDIKAN ORANG
DEWASA
Oleh : Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Pembina P4S Cita Laksana Mandiri
Perubahan inovasi, mobilitas
penduduk, politik, ekonomi, sosial, dan lainnya sangatlah cepat terjadi
Perubahan tersebut dapat
mengakibatkan pengetahuan yang diperoleh seseorang pada umur 20 tahunan akan
usang setelah dia berumur lebih dari 40 tahun
Transmisi pengetahuan telah
berubah menjadi suatu proses penemuan sepanjang hayat terhadap apa yang
dibutuhkan untuk diketahui
Pendidikan orang dewasa
(androgogi) merupakan suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar
Asumsi dan Implikasi Pendidikan Orang Dewasa
1.
Konsep diri
2.
Pengalaman
3.
Kesiapan untuk belajar
4.
Orientasi terhadap belajar
1. Konsep Diri Orang Dewasa
Seorang anak selalu
tergantung kepada orang lain dan bahkan semua kehidupannya diatur oleh orang
dewasa
Setelah beranjak dewasa
sifat ketergantungan kepada orang lain akan menurun, kesadarannya akan tumbuh,
dan merasa dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri
Secara psikologis seseorang
tersebut dikatakan sudah dewasa, karena dia memandang bahwa dirinya sudah mampu
sepenuhnya mengatur dirinya sendiri
Oleh karena itu orang dewasa
memerlukan perlakuan yang sifatnya “menghargai” khususnya dalam pengambilan
keputusan
Mereka akan menolak bila
diperlakukan seperti anak-anak, menolak suatu situasi belajar yang kondisinya
bertentangan dengan konsep diri mereka sebagai pribadi yang mandiri
Orang dewasa belajar perlu
penghargaan agar mereka mau melibatkan dirinya secara mendalam dalam belajar
Implikasi yang harus dilakukan
1. Menciptakan iklim belajar sesuai dengan
keadaan orang dewasa
2. Peserta belajar perlu dilibatkan dalam
mendiagnose kebutuhan belajarnya
3. Peserta dilibatkan dalan perencanaan belajar
4. Proses belajar adalah tanggungjawab bersama
anatara fasilitator dan peserta
5. Evaluasi belajar menekankan cara evaluasi diri
sendiri
2. Pengalaman
Setiap orang dewasa
mempunyai pengalaman berbeda dengan orang lainnya, karena latar belakang
kehidupan masa mudanya
Semakin lama mereka hidup,
pengalamannya semakin banyak dan makin berbeda pula pengalamannnya dengan orang
lainnya
Pengalaman orang dewasa
merupakan bagian yang terpadu dengan dirinya (mereka merumuskan siapa dirinya
dan menciptakan identitas dirinya atas dasar seperangkat pengalamannya yang
unik)
Konsekuensi Belajar Orang Dewasa
1. Orang dewasa mempunyai kesempatan lebih
mengkontribusikan proses belajar orang lain, karena mereka sumber belajar yang
kaya
2. Orang dewasa mempunyai dasar pengalaman
lebih kaya berkaitan dengan pengalaman baru (belajar yang baru cenderung
mengambil makna dari pengalaman yang lama)
3. Orang dewasa mempunyai pola pikir dan
kebiasaan yang pasti, karena itu mereka kurang terbuka
Implikasi Pengalaman Orang Dewasa
1. Proses belajar orang
dewasa lebih ditekankan kepada teknik yang sifatnya menyadap pengalaman mereka
(kelompok diskusi, metode kasus, metode insiden, bimbingan konsultatif,
demonstrasi, seminar, konferensi kerja)
Semakin aktif mereka belajar, maka semakin
banyak pula terjadi belajar pada diri mereka
2. Penekanan proses belajar
pada aplikasi praktis (pengenalan konsep baru dijelaskan melalui pengalaman
kehidupan peserta didik sendiri dan bagaimana mereka mengaplikasikan hasil
belajar itu dalam kehidupan sehari-hari)
3.
Penekanan dalam proses belajar adalah belajar dari pengalaman
-
secara universal belajar memikul tanggungjawab terhadap belajarnya sendiri
melalui penemuan sendiri tanpa diarahkan orang lain
- atau belajar bersama dengan
pertolongan kawannya dan bukan berkompetisi dengan mereka
- Bagaimana belajar dengan
menganalisis pengalamannya sendiri
3. Kesiapan
untuk Belajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa mempunyai masa kesiapan
untuk belajar karena peranan sosialnya
Tiaga fase masa dewasa (masa dewasa awal umur 18 – 30 tahun, masa dewasa
pertengahan umur 30 – 55 tahun, dan masa dewasa akhir umur > 55 tahun)
Peranan sosial orang dewasa (pekerja, kawan, orang tua, kepala rumah
tangga, anak dari orang tua, warga Negara, anggota organisasi, kawan sekerja,
anggota keagamaan, dan pemakai waktu luang)
Penampilan orang dewasa melaksanakan peranan sosialnya berubah sejalan
perubahan ketiga fase masa dewasa dan mengakibatkan perubahan kesiapan belajar
mereka
Contoh :
-
Seorang petani padi sawah,
maka tugas perkembangn pertama adalah memperoleh teknologi padi sawah.
-
Pada saat itu ia sudah siap
untuk belajar teknologi padi sawah, tetapi dia belum siap untuk belajar
mengenai kelapa sawit
-
Setelah dia turun ke sawah
dihadapkan untuk menguasai kemampuan teknologi padi sawah, karena itu dia siap
belajar keterampilan khusus yang diperlukannya untuk ukuran baku pekerjaannya
-
Setelah teknologi padi sawah
benar-benar dikuasainya selanjutnya ia ingin meniti karir yang lebih tinggi
-
Sekarang ia telah siap untuk
belajar menjadi seorang kontak tani dan pengusaha
-
Pada puncak karirnya ia
menghadapi tugas untuk mengakhiri perannya sebagai petani padi sawah, dan
sekarang ia siap untuk belajar mengenai masa pensiun atau mengganti pekerjaan
Implikasi dari
Pengalaman Orang Dewasa
1. Urutan kurikulum proses belajar
disusun berdasarkan tugas perkembangannya bukan berdasarkan urutan logik mata
pelajaran atau berdasarkan kebutuhan kelembagaan
2.
Adanya konsep mengenai tugas-tugas perkembangan pada orang dewasa akan
memberikan petunjuk dalam proses belajar kelompok (kelompok homogen lebih
efektif), untuk tugas bekerjasama (kelompok heterogen akan lebih efektif)
4. Orientasi
terhadap Belajar Orang Dewasa
Orang dewasa cenderung mempunyai perspektif untuk secepatnya
mengaplikasikan yang dipelajarinya
Mereka belajar karena ada respon terhadap apa yang dirasakan dalam
kehidupannya sekarang
Karena itu pendidikan orang dewasa dipandang sebagai suatu proses untuk
meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah hidup yang mereka alami
Implikasi
Orientasi terhadap Belajar Orang Dewasa
1. Para penyuluh bukanlah berperan sebagai
seorang guru yang memeberikan pelajaran kepada orang dewasa, tetapi berperan
sebagai pemberi bantuan kepada orang yang belajar
2.
Kurikulum berorientasi pada masalah, bukan kepada mata pelajaran tertentu
3.
Pengalaman belajar yang dirancang berdasarkan masalah atau perhatian yang ada
pada benak mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar