Rabu, 12 Desember 2012

BUDI DAYA TANAMAN TOMAT



 
BUDIDAYA TANAMAN TOMAT
(Solanum lycopersicum L.)

Oleh  :   Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Pembina P4S Cita Laksana Mandiri


Tomat adalah tanaman semusim, termasuk tanaman perdu, dan kelompok tanaman yang berbunga.  Daunnya bercelah menyirip tanpa daun penumpu (stipula) umumnya ganjil (5 – 7 helai) dan di sela pasangan daun terdapat 1 atau 2 pasang daun kecil yang berbentuk delta.  Tomat merupakan sayuran penting setelah kentang dan dapat hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.250 m dpl. 

Tomat apel sangat digemari masyarakat perkotaan, ukurannya besar, bulat berisi, dan kompak, di dalam buah banyak sekat, kulit buah relative keras dan kuat sehingga mirip buah apel.

Tomat kentang buahnya bulat (tidak sebesar tomat apel), daun lebat, isi buah kompak dan pekat.

Tomat keriting buahnya bulat lonjong, daging tebal, bersekat dua, ukuran tidak terlalu basar, rasa kurang asam, dan kulit buah tebal, daun – daunnya (rimbun, kriting, dan hijau kelam).

Tomat biasa buahnya agak gepeng dan bersekat banyak, kulit luar buah tipis dan lunak, bagian dekat tangkai buah sering terjadi pengerutan (bentuk tidak teratur), banyak di dataran rendah dan dijual saat matang hijau.

Materi ini ditujukan kepada Bapak Ardo di Tanjung Sakti, Pagar Alam, Bapak Sahidin di Kabupaten Lahat, dan Jamarin di Kabupaten Rejang Lebong.  

Yth, Bapak Sailan dan Tim Siaran Pedesaan RRI Bengkulu
Bagaimana cara bercocok tanam Tomat, mohon untuk dijelaskan melalui siaran pedesaan RRI Bengkulu ?

Lingkungan Tumbuh

Suhu udara 200 – 250 C dan suhu tanah 150 – 180 C merupakan suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman tomat.  Pigmen merah pada buah tomat optimum terbentuk pada suhu udara 150  - 300  C, bila suhu > 300 C pigmen merah akan terhambat dan akan terbentuk pigmen kuning.  Oleh karena itu, buah tomat di dataran rendah cenderung merah kekuningan di banding yang berasal dari dataran tinggi.

Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman tomat adalah Andosol dengan tekstur liat berpasir dan pH 5,0 – 6,5.
Tomat sangat peka terhadap perubahan cuaca, karena itu waktu tanam perlu diperhatikan.  Saat yang paling baik untuk menanam tomat adalah 2 bulan sebelum musim hujan berakhir (saat berbunga dan pematangan buah) berlangsung pada musim kemarau.  Bila pembungaan terjadi pada musim penghujan, bunga akan gugur karena terkena pukulan air hujan.

Pembibitan
-          Pilih varietas unggul bersertifikat sesuai kondisi agroekosistem (300 – 500 g/ha)
-          Benih direndam air hangat selama 6 jam
-          Semaikan benih pada polybag (4 x 5 cm) yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk kandang (1 : 1) dan dicampur Curater atau Furadan 3 G secukupnya
-          Bibit siap dipindahkan ke lapangan umur 25 hari atau sudah berdaun 3 – 4 helai

Pengolahan tanah dan pemupukan

-          Pembajakan atau pencangkulan tanah se dalam 30 cm
-          Sisir tanah untuk membersihkan lahan (sisa tanaman atau material yang tidak berguna : batang, akar, bonggol tanaman)
-          Buat bedengan – bedengan (panjang 10 m, lebar 100 cm, tinggi 40 cm, dan jarak antar bedengan 35 – 50 cm) sambil dibersihkan dari benih-benih gulma.
-          Lakukan pemupukan  (Urea 250 kg/ha atau 0,25 kg/bedengan, TSP 180 kg/ha atau 0,18 kg/bedengan, dan KCl 8 kg/ha atau 0,18 kg/bedengan). 
-          Takaran setiap jenis pupuk harus tepat, terutama Nitrogen karena tomat sangat peka terhadap pupuk Nitrogen.  Kelebihan Nitrogen mengakibatkan busuk ujung buah.
-          Penanaman tanpa mulsa (Urea diberikan saat tanaman berumur 5 hari dan 30 hari dengan masing-masing ½ dosis)
-          Penanaman dengan mulsa, Urea diaplikasikan sekaligus sebelum mulsa dihamparkan
-          Campurkan (ketiga pupuk buatan tersebut), ditebarkan merata di atas permukaan tanah, lalu diaduk merata dengan tanah)
-          Setelah itu bedengan disiram secukupnya (bedengan menjadi lembab dan pupuk meresap ke dalam tanah)

Pemulsaan dengan MPPH

Efek pemantulan cahaya matahari oleh permukaan mulsa perak akan memperbaiki iklim mikro tanaman dan mengubah perimbangan cahaya matahari yang diterima daun – daun tanaman, sehingga proses fotosintesis dapat lebih dipacu dan kualitas buah akan meningkat.

Bahan dan alat (MPPH, paku dari bambu berbentuk “U” 60 buah/bedeng, dan palu bambu, turus – turus bambu panjang 2 m)

Pemasangan MPPH sebaiknya siang hari (mata hari bersinar cerah) agar bahan mulsa memuai maksimal.




Cara Pemasangan MMPH

1. Rentangkan MPPH hingga menutupi semua bedengan
2. Bagian pinggiran bedengan diberi paku bilahan bambu dan ditancapkan di sekeliling bedengan dengan jarak 50 cm.
3. Setelah mulsa dipasang, lakukan pelubangan pada mulsa dengan kaling bekas susu yang salah satu ujungnya diasah hingga tajam dan bagian satunya diberi pegangan (tempelkan ke permukaan bedengan bermulsa, lalu ditekan dan diputar bulak –balik) dengan jarak antar lubang tanaman 60 x 50 cm
4. Setelah semua lubang tanaman dibuat, lakukan penanaman tomat (1 tanaman/lubang), dan pasang turus pada setiap tanaman.

Pemeliharaan Tanaman

1. Bila terdapat tanaman kurang sehat dan mati lakukan penyulaman pada umur 2 minggu setelah tanam
2. Lakukan penyiangan sesering mungkin
3. Lakukan penyiraman bila dianggap perlu
4. Lakukan pembumbunan agar tanah menjadi gembur
4. Sanitasi kebun dan bila terdapat gejala serangan hama dan penyakit lakukan pengendalian secara terpadu (biologis, mekanis, dan kimiawi) secara bijaksana
5. Usahakan agar buah tidak menyentuh bahan mulsa atau tanah, buah akan lebih baik bila dibiarkan bergelantungan
6.  Saat tanaman mulai berbunga, lakukan pemotongan pucuk agar persaingan antar organ terhadap hasil – hasil fotosintesis dapat dikurangi
7. Lakukan penjarangan buah (tinggalkan 3 – 4 buah/cabang atau 6 – 8 buah/cabang)
8. Mintalah petunjuk dan bimbingan yang benar kepada Penyuluh Pertanian setempat

Panen

1. Buah tomat dapat dipanen setelah berumur 60 – 100 HST (tergantung varietas)
2.  Ciri buah masak (kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning – kuningan)
3. Pemetikan dilakukan pagi atau sore hari dalam keadaan cuaca cerah
4. Pemetikan dilakukan dengan memuntir buah yang masak satu per satu secara hati – hati hingga tangkai buah putus
5.  Gunakan wadah yang baik untuk menampung buah yang dipetik dan jangan sekali – kali membanting buah atau wadah
6. Pemetikan buah 2 – 3 hari sekali sampai semua buah habis dipetik 

Selamat mencoba dan nantikan tips budidaya hasil rekayasa teknologi pertanian lainnya, agar Bapak/Ibu tani dapat mengimplementasikan apa yang ada dalam pikiran Bapak/Ibu tani  hingga menjadi kenyataan yang benarproduksi dan pendapatan meningkat hingga memberikan kepuasan yang berarti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar