Senin, 17 Desember 2012

PERTANIAN ORGANIK SRI


BUDIDAYA PADI BERBASIS ORGANIK SRI
(System of Rice intensification)

Oleh  :   Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Pembina P4S Cita Laksana Mandiri

Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup dalam kondisi tergenang air. 
Dalam kondisi tergenang air (anaerob) tanaman padi memerlukan energi yang besar untuk membentuk kantung udara (jaringan aerenchym), pada kondisi ini 70 persen jaringan aerenchym mengalami degradasi dan mati. Sedangkan pada kondisi lembab (aerob) jumlah sel aerenchym produktif lebih banyak selama masa vegetatif (moist during vegetatif fase), ini menunjukkan bahwa kebutuhan air dapat dihemat.

Pengaturan tata udara tanah dalam kondisi tanah lembab secara bergantian dapat meningkatkan keanekaragaman dan biota tanah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. 

Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih tinggi. 

Semua keterangan tersebut akan dibahas dalam Budidaya Padi Berbasis Organik SRI

Prinsip – prinsip metode SRI  

Prinsip – prinsip metode SRI adalah :  Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit 1 (satu) batang per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( < 30 menit) akar tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan terputus – putus, penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik. 

Hasil Penelitian tentang metode SRI di Indonesia dan produksi yang telah dicapai

Hasil penelitian Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat menunjukkan bahwa pada musim kemarau 1999 rata – rata produksi 6,2 ton/ha dan musim penghujan rata – rata 8,2 ton/ha

Cara Pengolahan Tanah Metode SRI

-          Tanah dibajak/dicangkul sedalam 25 – 30 cm sambil memasukkan pupuk organik
-          Tanah digemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan dengan ketinggian air merata di atas petakan sawah
-          Lakukan inkubasi lahan sawah selama 7 – 10 hari

Cara Pemilihan Benih Bernas dalam Metode SRI

-          Masukkan air 2 – 10 liter ke dalam ember plastik
-          Masukkan telur ayam/itik ke dalam ember berisi air
-          Masukkan garam dapur perlahan – lahan dan aduk hingga larut, bila telur sudah naik ke permukaan air, penambahan garam dianggap cukup
-          Keluarkan telur dari dalam ember dan masukkan benih padi ke dalam larutan bergaram perlahan – lahan
-          Pisahkan benih yang mengapung dengan yang tenggelam
-          Benih yang tenggelam dicuci dengan air bersih.

Cara Perendaman dan Penganginan Benih Padi dalam metode SRI

-          Rendam benih yang bermutu dalam air selama 24 – 48 jam
-          Setelah direndam 24 – 48 jam benih diangkat dan ditiriskan (kering anginkan) selama 24 -  48 jam

Cara Pembuatan Persemaian

      -     Dapat dilakukan di petakan sawah atau menggunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu agar mudah pada waktu pemindahan, pencabutan dan penanaman
      -     Tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum benih disemaikan berikan tanah yang subur bercampur pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1 dengan tinggi tanah 4  cm
      -     Taburkan benih yang sudah dikering anginkan / tiriskan di atas tempat persemaian dengan teliti lalu tutup dengan tanah yang subur atau campuran pupuk kandang dan  kompos (usahakan setipis mungkin)
      -     Pada umur 5 hari setelah semai (HSS) bibit sudah siap untuk di tanam dan usahakan bibit sudah ditanam semuanya dibawah umur 15 HSS
      -     Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari hasil seleksi benih bernas

Cara Penanaman

      -     Pola penanaman menggunakan Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm
      -     Garis Petakan sawah dengan caplak
      -     Ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke lahan yang akan ditanam
-     Cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan akar tidak   putus
-     Setiap batang bibit yag telah dicabut sesegera mungkin ditanamkan (kurang dari 30   menit) sudah ditanam di petakan sawah (satu bibit setiap lubang tanam)
-     Pada waktu menanam letakkan akar pada salah satu garis caplak, lalu ditutup tipis dengan tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf   L

Cara Pemupukan

-          Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat
-          Gunakan pupuk organik minimal 2 ton/ha atau sesuai anjuran Petugas Pertanian
Cara Penyiangan
     
-          Dapat dilakukan secara manual atau menggunakan Rotary Weeder atau alat lain dengan tujuan untuk membasmi gulma dan penggemburan tanah
-          Lakukan penyiangan sesering mungkin atau setiap 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan dengan keadaan gulma yang ada.  Semakin sering penyiangan dilakukan dapat meningkatkan produksi padi

Cara Pemberian Air

-          Air diberikan secara terputus – putus (intermitten) setiap 1 minggu sekali sampai tanaman padi umur 50 – 60 hari setelah tanam (HST) dengan ketinggian air maksimal 2 cm, paling baik tanah dalam keadaan macak – macak dengan ketinggian air 0,5 cm
-          Pada umur 50 – 60 HST masukkan air setinggi 5 -10 cm selama 4 hari untuk menekan pertumbuhan anakan yang tidak produktif, setelah itu lakukan pengeringan total sampai padi di panen.

Cara Pengendalian Hama dan Penyakit

      -     Gunakan konsep pengendalian hama dan penyakit terpadu, benih yang sehat dan resisten terhadap hama dan penyakit dan tanam serempak
      -     Hama Belalang, walang Sangit dan Kiong Mas dibuatkan perangkap sedangkan Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok
      -     Ingat  !  Penggunaan pestisida hanya dapat dilakukan apabila hama dan penyakit belum dapat diatasi dengan cara lain.

Waktu Panen Padi

-          Bila semua bulir sudah menguning atau gabah sudah masak dengan indikasi bila digigit tidak berair
-          Waktu panen SRI lebih cepat disbanding dengan system konvensional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar