PENGENDALIAN
HAMA TANAMAN PARE
Oleh : Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Pembina P4S Cita Laksana Mandiri
Pare
atau paria (bitter guard) rasanya pahit, terutama buah dan daunnya, karena
adanya kandungan zat sejenis glukosida (momordisin atau charantin). Walaupun demikian, tanaman ini merupakan
salah satu jenis sayuran berpotensi komersial, bila dibudidayakan secara
intensif dalam skala agribisnis.
Peluang
pasar terbuka luas mulai dari pasar lokal dan swalayan. Hal ini merupakan suatu
alternatif usaha tani sumber penghasilan dan pendapatan para petani.
Sebaliknya
bagi konsumen, selain dijadikan berbagai jenis masakan, buah pare berfungsi
sebagai obat (kencing manis, wasir dan kerusakan hati, kemandulan pada wanita,
kontrol (diare, sakit kuning, jantung), menambah produksi asi dan antiseptik,
rabun malam, penyakit kulit, impotensi, dan mengatasi batuk).
Beberapa
kendala yang sering dialami oleh para petani dalam budidaya tanaman pare,
antara lain adalah adanya serangan hama kumbang daun (Epilachna sp), lalat buah
(Dacus cucurbitae Cog), dan kutu daun (Aphis gossypii Clover).
Ciri – ciri dan Biologi
Kumbang Daun
1.
Serangga dewasa merupakan kumbang kecil (panjang 1 cm), sayap depannya merah
dengan bintik – bintik atau kuning mengkilap
2. Telur
diletakkan berkelompok pada bagian permukaan daun bagian bawah
3. Larva
(panjang 1 cm) dan di sekeliling tubuhnya berduri (bulu – bulu)
4.
Siklus (daur) hidup berlangsung 55 – 71 hari
Gejala Serangan Kumbang Daun
1.
Stadium serangga dewasa dan larva menggigit atau memakan permukaan daun sebelah
bawah dan mengakibatkan daun rusak atau bolong – bolong tidak teratur
2. Pada
serangan berat, semua jaringan daun rusak dan hanya tinggal tulang-tulang
daunnya saja
Pengendalian Hama Kumbang
Daun
1. Mekanis (mengumpulkan
serangga dan larva) untuk dimusnahkan
2. Kimiawi (Curacron 500 EC,
Perfekthion 400 EC, Marshall 200 EC)
Ciri – ciri dan Biologi Hama
Lalat Buah
1.
Serangga dewasa berupa lalat kecil (panjang 0,5 cm), bagian dada coklat tua dan
kakinya coklat muda
2. Lalat
betina meletakkan telur pada bunga dan buah
3. Telur
menetas menjadi larva (ulat) di dalam buah, sedangkan stadium pupa dibentuk di
atas permukaan tanah
4. Daur
(siklus) hidup berlangsung sekitar 4 minggu
Gejala Serangan Hama Lalat
Buah
1. Ulat (larva) memakan dan
merusak daging buah hingga menyebabkan buah bercak – bercak coklat sampai
hitam, daging buah menjadi busuk, berlubang, dan di dalamnya terdapat larva
(ulat) yang pandai meloncat – loncat
2. Pada
serangan berat, buah busuk dan rontok (berguguran)
Pengendalian Hama Lalat Buah
1. Kultur teknis
(rotasi/pergiliran tanaman) bukan inang lalat buah dan mengumpulkan serta
memusnahkan buah – buah yang terserang
2.
Kimiawi (memasang perangkap lalat buah) yang mengandung zat methyl eugenol ( M
– Atraktan, Super Meg) atau disemprot dengan Promar yang dicampur insektisida
Curacron 500 EC.
Ciri – cirri dan Biologi Kutu
Daun
1. Kutu daun berukuran kecil
(panjang 1 – 2 mm), warna tubuhnya bervariasi (kuning, kuning kemerahan, hijau
kuning, hijau gelap, hitam suram)
2. Perkembangbiakan kutu daun
(melalui perkawinan atau parthenogenesis/telur berkembang menjadi anak tanpa
proses pembuahan)
3. Siklus (daur) hidup 7 – 10 hari (tergantung keadaan suhu udara)
Gejala Serangan Hama Kutu
Daun
1. Kutu daun mengisap cairan
kuncup (daun muda), bunga, batang muda, dan buah, sehingga mengakibatkan gejala
keriting daun dan terlambatnya pembentukan bunga dan buah
2. Serangan berat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman kerdil dan abnormal
Pengendalian Hama Kutu Daun
1. Menanam tanaman perangkap
hama (trap crop) di sekeliling kebun (jagung)
2.
Pemangkasan tanaman yang terserang berat
3.
Pemasangan perangkap hama IATP (Insect
Adhesive Trap Paper). IATP buatan
Taiwan (lembaran kertas kuning mengandung lem) digulung dan digantungkan di
sekitar kebun pare
4.
Kimiawi (Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Confidor 200 SL)
Hama lainnya : Ulat Jengkal
(Chrysodeixis chalcites Esp) dan Ulat Grayak (Spodotera litura F)
Kedua
hama merusak atau memakan daun dan buah pare.
Pengendalian dapat dilakukan
dengan :
1. Pergiliran (rotasi) tanaman,
tanam serempak, mengumpulkan dan memusnahkan ulat
2. Kimiawi
(Decis 2,5 EC, Supracide 40 EC)
Terima kasih. Penjelasannya sistematis. Saya akan mempraktekannya
BalasHapus