SEKOLAH LAPANG (SL)
PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN
KONSUMSI PANGAN (P2KP)
Oleh : Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Pembina P4S Cita Laksana Mandiri
Optimalisasi
pemanfaatan pekarangan dilaksanakan dengan melakukan usaha tani secara terpadu,
berkelanjutan, dan diarahkan menuju tahap kemandirian.
Pengelolaan
secara terpadu dimaksudkan agar pekarangan berperan sebagai penyedia sumber
pangan keluarga (karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral).
Pendekatan
dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) mengutamakan pemanfaatan sumber daya lokal dan pengetahuan lokal
(local wisdom) agar tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Metode
pemberdayaan kelompok wanita optimalisasi pemanfaatan pekarangan adalah Sekolah
Lapang (SL) melalui pendampingan Penyuluh P2KP desa bekerjasama dengan Penyuluh
Pendamping P2KP Kabupaten/Kota serta dikoordinasikan oleh aparat
Kabupaten/Kota.
Tujuan Pemberdayaan Kelompok
P2KP
Pemberdayaan
dimaksudkan untuk penguatan kelembagaan dan peningkatan kemapuan kelompok
wanita dalam pengembangan pemanfaatan pekarangan (budidaya dan pengolahan
pangan) serta peningkatan pengetahuan tentang konsumsi pangan beragam, bergizi,
berimbang, dan aman.
Paradigma
pengembangan kegiatan produktif masyarakat tidak hanya tebatas produksi
pekarangan ke meja makan/dikonsumsi (from farm to table), tetapi dapat
berkembang dari pekarangan menuju pasar/dijual (from farm to market) dan memberikan
nilai tambah.
Dasar Pemikiran tentang
Sekolah Lapang (SL) P2KP
1.
Kebiasaan atau petunjuk menjadi rasional
2. Biasa
bekerja atau trampil menjadi professional
3. Dari ketergantungan
(dependent) diharapkan menjadi kemandirian (independent) dan saling
ketergantungan serta akhirnya menjadi pola kerjasama (team work)
Rancangan Pelatihan SL P2KP
Rancangan pelatihan harus didasarkan pada kompetisi
kerja dan kebutuhan sasaran yang dicermati melalui identifikasi masalah
lapangan (IML) dan analisa kebutuhan latihan (AKL)
Proses Berlatih – Melatih
Sekolah Lapang (SL) P2KP
Proses
berlatih – melatih menggunakan metode Experential Learning Cycle (ELC) atau
berlatih berdasarkan pengalaman, yang dimulai dari mengalami, mengungkapkan,
mengolah, generalisasi, dan menerapkan
Tujuan Sekolah Lapang (SL)
P2KP
1.
Tujuan Umum
Meningkatkan kompetisi kerja
dan prilaku sasaran pelatihan serta mempercepat alih teknologi dari sumber/perekayasa
ke kelompok wanita
2.
Tujuan Khusus
- Membudayakan
pemanfaatan pekarangan dalam mendukung penganekaragaman konsumsi pangan
masyarakat
- Mempercepat penerapan pengetahuan tentang
penganekaragaman konsumsi pangan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran dalam pengelolaan pekarangan
-
Meningkatkan
motivasi dan partisifasi masyarakat dalam pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan melalui pemanfaatan pekarangan
Sasaran Sekolah Lapang (SL)
P2KP
Kelompok
wanita dan pemandu lapangan, keduanya merupakan mata rantai pemanfaatan
teknologi yang saling ketergantungan, saling mendukung, saling menguatkan, dan
tak dapat dipisahkan
Fungsi Sekolah Lapang (SL)
P2KP
1. Pusat pembelajaran
2. Media pengambilan
keputusan
3. Tukar – menukar informasi
dan pengalaman lapangan
4. Pembinaan managemen
kelompok
5. Sebagai percontohan
kawasan lainnya
Pola Penyelenggaraan Sekolah
Lapang (SL) P2KP
1. Mampu
mengambil keputusan atas dasar pertimbangan teknis dan ekonomis tahapan
kegiatan pemanfaatan pekarangan
2. Mampu mengaplikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap secara benar
3. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan
keluarga dan pendapatan
4. Terdapat 1 demplot atau kebun kelompok
yang dibimbing oleh Penyuluh pendamping
5. Tidak terikat dengan kelas dapat
dilakukan di Saung pertemuan sekolah atau tempat yang berdekatan dengan lahan
belajar
6. Penyuluh sebagai fasilitator dalam
diskusi kelompok
7. Kelompok Ketua, Sekretaris, dan
Bendahara sebagai motivator
8. Melakukan pengamatan bersama – sama di
demplot, mendeskripsikan, membahas temuan – temuan di kelompok
9. Peserta wajib mengikuti semua tahapan
sekolah lapang dan melaksanakan kegiatan sesuai rencana dan jadwal di demplot
dan pekarangan
Materi Sekolah Lapang (SL)
P2KP
1.
Pertemuan sosialisasi optimalisasi pemanfaatn pekarangan dilakukan 1 bulan
sekali
2.
Materi difokuskan pada pengelolaan budidaya tanaman pangan sumber karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral, pengelolaan panen dan pasca panen, pengolahan
bahan pangan, penyusunan menu dan penyajian pangan yang beragam, bergizi
seimbang dan aman berbasis pangan local bagi keluarga setiap harinya
3.
Materi dapat disesuaikan dengan keperluan setempat
Fungsi Penyuluh Pendamping
1. Motivator
- Kaya
pengalaman budi daya
- Membantu membangun kesadaran masyarakat dalam
pemanfaatan pekarangan untuk percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
2.
Pemandu (paham materi dan permasalahan)
3.
Dinamisator (menimbulkan keterikatan dan menghidupkan kegiatan)
4.
Konsultan (mempermudah langkah-angkah
selanjutnya setelah Sekolah Lapang (SL) P2KP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar