Sabtu, 29 Desember 2012

PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS


PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
PADA PADI GOGO

Oleh  :   Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah


Penyakit Blas disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae  Cav.  Merupakan penyakit   penting pada tanaman padi, penyebarannya sangat luas, dan dapat mengancam produksi padi.

Penyakit Blas pada tanaman padi gogo merupakan penyakit utama karena sering kali merusak.  Berdasarkan fase pertumbuhan tanaman yang dirusaknya, penyakit blas dibedakan atas blas daun (leaf  blast) dan blas leher (node blast). 

Blas leher lebih merusak dan merugikan dibanding blas daun, karena menyebabkan gabah menjadi hampa.

Penyakit blas dipengaruhi oleh tanaman inang dan lingkungan, oleh karena itu pada tempat dan iklim yang berbeda tingkat serangan Pyricularia oryzae  juga tidak sama.  Suhu di daerah tropis mendekati kondisi optimum dan suhu rendah malam hari yang mengakibatkan lamanya embun berada di permukaan daun mendorong perkembangan blas.

Ketahanan varietas padi gogo pada umumnya tidak stabil terhadap blas, karena jamur Pyricularia oryzae  mempunyai banyak ras patogenik.  Keberadaan ras-ras itu dipengaruhi oleh tempat, iklim, dan varietas padi yang ditanam.

Pada tempat yang sama dengan musim yang berbeda akan muncul ras yang berbeda pula, begitu juga halnya pada musim yang sama tetapi tempat yang berbeda.  Walaupun demikian ras tertentu cenderung ada dari musim ke musim.

Lama Ketahanan Varietas dan pemupukan Nitrogen terhadap  Pyricularia oryzae 

Akibat perubahan  ras Pyricularia oryzae  yang sangat cepat, maka ketahanan varietas dapat dipatahkan dalam 2 atau 3 tahun setelah dilepas, karena jamur Pyricularia oryzae  banyak ras dengan jenis dan jumlahnya bervariasi menurut musim dan lokasi.

Pemupukan Nitrogen dengan takaran tinggi dan jarak tanam rapat mendorong perkembangan penyakit blas, karena meningkatnya kelembaban iklim sekitar tanaman.

Pemberian pupuk Nitrogen yang berbeda takaran dan jenisnya umumnya mengakibatkan perbedaan serangan blas, oleh karena itu untuk menekan perkembangan blas dianjurkan dengan pemupukan berimbang dengan pemberian hara Silikat dan Kalium.

Pengaruh Perbedaan Agroklimat antar Wilayah dan Kerentanan Padi Gogo terhadap Blas

Perbedaan agroklimat antar wilayah memerlukan pengelolaan yang berbeda pula, lembabnya udara dan banyaknya embun pada stadia berbunga pada pagi, siang, dan malam hari memberikan peluang perkembangan blas leher (malai).  Oleh karena itu perlu adanya pengaturan masa tanam untuk mengendalikan penyakit blas.

Tingkat kerentanan padi gogo meningkat bila keadaan fisik tanah tidak baik, daun dalam keadaan lembab dalam waktu lama, dan penyerapan unsur hara yang berhubungan dengan kekeringan atau keasaman tanah yang tidak seimbang.

Umumnya lahan padi gogo miskin unsur hara dan kadang-kadang jenuh hara mikro tertentu, bereaksi masam, dan kering, karena kekurangan atau kelebihan hara tertentu akan mengakibatkan datangnya penyakit blas.

Gejala Serangan Penyakit Blas Daun (leaf blast)

1.  Pada daun terdapat becak coklat berbentuk belah ketupat dan memanjang searah dengan urat daun
2.  Pinggir becak berwarna coklat dengan bagian tengah berwarna putih keabuan
3. Becak-becak terutama terlihat pada stadium pertumbuhan vegetative
4. Becak-becak dapat bergabung menjadi satu, sehingga secara keseluruhan tampak tanaman seperti terbakar

Gejala Serangan Penyakit Blas Leher (node  blast)

1. Serangan terjadi pada tanaman yang telah keluar malainya
2.  Buku-buku yang terserang berwarna cokelat kehitaman dan busuk, sehingga mudah patah bila terhembus angin
3.  Malai menjadi mengkerut, butir tidak terisi penuh, dan kadang-kadang menjadi hampa

Pengendalian Penyakit Blas

Keberhasilan pengendalian penyakit blas dipengaruhi oleh kemampuan pengaturan lingkungan, terutama iklim mikro tanaman, keseimbangan penyerapan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah.

Kondisi lingkungan berpengaruh terhadap laju perubahan ras pathogen blas, diantaranya varietas tahan, musim tanam yang tepat, pemakaian pupuk seimbang, dan penggunaan fungisida secara tepat.

1. Penggunaan Varietas Tahan

Penanaman varietas tahan merupakan cara pengendalian yang terbaik, diharapkan varietas mempunyai ketahanan yang stabil .  Ketahanan stabil adalah ketahanan yang tidak berubah (konsisten) pada tempat dan waktu penanaman yang berbeda atau tahan terhadap Pyricularia  Oryzae

2. Waktu Tanam

Perbedaan agroklimat antar lokasi/wilayah dalam skala besar atau kecil memerlukan pengelolaan yang berbeda dalam menghadapi serangan blas. 

Oleh karena itu, penanaman padi gogo dianjurkan pada awal musim penghujan (saat hujan telah turun 2 – 3 hari dengan curah hujan 21 mm/minggu dan tanah tidak mengalami kekeringan selama periode minggu pertama) untuk menghindari agar saat keluar malai atau awal berbunga tidak banyak embun.

Bila curah hujan kurang, konsentrasi spora Pyricularia  Oryzae  di udara tinggi dan perkembangan blas akan meningkat.  Penanaman lebih awal pada musim hujan dapat menekan serangan blas daun, namun pada malai cenderung tinggi.

Penanaman pada awal musim hujan perlu dibantu dengan penyemprotan fungisida untuk menekan blas leher, terutama pada saat keluar malai dan awal berbunga.

3. Jarak Tanam

Umumnya penanaman padi gogo menggunakan tugal dan jumlah benih yang digunakan lebih banyak.  Oleh karena itu, tingkat populasi tanaman mempunyai arti penting yang berhubungan dengan produksi dan perkembangan penyakit blas.

Jarak tanam rapat dan jumlah benih yang banyak menciptakan iklim mikro yang optimum untuk perkembangan penyakit  blas.  Jarak tanam 40 x 10 cm secara tugal atau 40 cm x larikan dapat menekan perkembangan blas.

4. Pemupukan

Pengaruh pemupukan terhadap penyakit blas tergantung pada kesuburan tanah, jenis dan takaran pupuk, serta varietas yang ditanam.  Varietas yang rentan dengan peningkatan takaran pupuk Nitrogen menyebabkan tanaman mudah terserang blas, karena menurunkan kadar Kalium dalam jaringan tanaman.

Untuk tanah PMK dianjurkan menggunakan pupuk 60 – 90 kg N, 90 kg P2O5, 60 kg KCl per hektar.  Pemberian Nitrogen lebih rendah dapat dilakukan terhadap varietas kurang tahan blas.

Untuk varietas Lokal, pemupukan optimal dianjurkan 45 kg N, 45 kg P2O5, 30 kg KCl per hektar.  Pemberian abu sekam yang mengandung Silikat 300 kg/ha dapat menurunkan kerusakan blas dari 90 % menjadi 48 %.

5. Penggunaan Fungisida

Hampir  30 – 40 % penyakit blas pada padi ditularkan melalui benih, sehingga pada stadium awal vegetative tanaman padi dapat terserang blas.  Oleh karena itu, perlakuan benih (seed treatment) dengan fungisida sistemik seperti Pyroquilone 50 WP  sebanayak 8 g/kg benih sangat diperlukan.  Untuk blas leher diperlukan penyemprotan dengan fungisida Tricyclazole pada saat bunting dan berbunga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar