|
PENCEMARAN DAN PENGENDALIAN
KADMIUM (Cd) DI SAWAH
Oleh : Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
Kadmium
merupakan salah satu logam berat dengan sifat hampir sama dengan hara Seng
(Zn), tetapi Kadmium adalah racun dan dapat menghambat aktivitas enzim dan
protein dalam jaringan tanaman, hewan, dan manusia.
Limbah
tambang logam berat, pabrik minyak, pabrik semen, penyepuhan, dan pusat
pembakaran sampah merupakan sumber utama pencemaran Kadmium (Cd).
Peningkatan
pemberian pupuk TSP meningkatkan kadar Cd pada beras pecah kulit (200 kg TSP/ha
mengandung Cd 0,047 ppm). Hal ini
diakibatkan karena bahan dasar pupuk fosfat berasal dari batuan endapan fosfat
yang mengandung Cd.
Ambang
batas kadar Cd di Jepang pada beras adalah 1,0 ppm dan berdasarkan standar WHO
adalah 0,24 ppm.
Kadar
Cd tertinggi pada sawah yang pernah ditanami padi di Jawa Barat dan Jawa Tengah
adalah 0,619 ppm, angka ini jauh lebih rendah dari kadar Cd tercemar di Jepang
35,4 ppm pada lahan kering dan 3,82 pada lahan basah.
Peningkatan
kadar Cd pada tanah akan meningkatkan kadar Cd pada jerami dan beras pecah
kulit. Translokasi Cd dari jerami ke
gabah sangat kecil, oleh karena itu penanaman padi di sawah sangat menguntungkan
dibandingkan ditanami dengan sayuran.
Sumber Utama
Pencemaran Kadmium (Cd)
Sumber
utama pencemaran Kadmium (Cd) adalah tambang dan peleburan biji logam, serta
air atau lumpur comberan . Kandungan Cd
comberan berkisar antara 10 – 1.500 ppm.
Pupuk
Fosfat salah satu sumber pencemaran Cd di tanah (tergantung asal dan jenis
batuan induknya). Kadmium dalam batuan induk Fosfat lebih banyak merupakan
kotoran, karena itu lebih sedikit mengandung Cd (30 – 90 ppm).
Pusat
pembakaran sampah, pabrik minyak, pabrik semen, penyepuhan logam (emas, seng,
dan tembaga), limbah onderdil kendaraan bermotor (kikisan ban dan minyak
polumas), pabrik baterai, dan pembuatan zat warna juga sebagai sumber
pencemaran Cd.
Ciri Kimia
Kadmium (Cd)
Kadmium
(Cd) merupakan jenis logam berat yang berbahaya bagi pertumbuhan tanaman,
manusia, dan hewan. Kimia dan mobilitas
Cd dan Zn hampir sama, tetapi Zn tidak berbahaya bagi tanaman dan makhluk hidup
lainnya.
Kadmium
(Cd) bukan hara esensial tanaman, afinitas Cd lebih tinggi terhadap gugusan
thiol (- SH) dibandingkan dengan Zn, oleh karena itu Cd akan mengganggu
aktivitas enzim, metabolism besi (Fe), dan menyebabkan klorosis pada daun
tanaman.
Kadmiun
(Cd) mudah terjerap oleh liat, bahan organic atau mengendap bersama ion
(fosfat, sulfida, dan hidroksida).
Kelarutan senyawa atau kapasitas jerapan tanah menentukan banyaknya Cd
yang dapat diserap tanaman, pada kondisi masam (pH rendah) jerapan Cd lebih
dominan, sedangkan pada kondisi netral atau alkali proses pengendapan lebih
dominan.
Kontaminan Logam
Berat Cenderung Terakumulasi di Permukaan Tanah
Tingginya
kandungan Cd pada permukaan tanah disebabkan oleh adanya pertukaran ion,
pembentukan senyawa kompleks dengan humus tanah, dan terbentuknya senyawa tidak
larut dengan sulfida.
Pencucian air perkolasi dan yang diserap tanaman sangat
kecil, sehingga pembersihan tanah yang
terkontaminasi sangat sulit.
Pengaruh Kadmium
terhadap Manusia
Unsur
Cd masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan atau
pernapasan. Kelebihan kandungan Cd akan
terakumulasi dalam jaringan ginjal, hati, dan limpa. Karena tingginya gugusan thiol, maka akan
mengganggu aktivitas enzim dan metabolisma protein dalam tubuh serta mengganggu
fungsi ginjal, hati, dan limpa.
Departemen
Kesehatan Jepang (1968) mengumumkan bahwa penyakit itai – ital disebabkan oleh
keracunan Cd kronis yang berasal dari beras yang mengandung Cd tinggi.
Penderita
penyakit Itai – itai umumnya wanita usia lanjut dengan keluhan nyeri pada
pinggang dan otot kaki, sedangkan gejala lanjutnya adalah tulang mudah patah,
fungsi pankreas terganggu, dan atropi mukosa usus halus.
Selain
itu Cd menyebabkan penyakit darah tinggi (hipertensi), kanker, dan kelainan
bawaan. Kadar Cd pada orang yang
meninggal karena hipertensi lebih banyak dibandingkan dengan orang yang
meninggal bukan karena hipertensi dan kadar Cd urine penderita hipertensi
mencapai 40 kali lebih banyak disbanding bukan penderita hipertensi.
Upaya
Pengendalian Lahan dari Cemaran Kadmium
Upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan penanaman, pemupukan, penggunaan ion
kompetitif (Zn, Ca), dan pemberian bahan organic.
Lahan
tercemar Cd yang melebihi ambang batas sebaiknya ditanami padi sawah dengan
pertimbangan :
1.
Penggenangan tanah sawah dapat mengurangi tingkat keracunan Cd
2.
Konsentrasi Cd dalam tanaman seimbang dengan konsentrasinya dalam tanah, akan
tetapi translokasi Cd dari jerami ke gabah sangat kecil.
3. Tidak ada
korelasi kandungan Cd dalam tanah dan beras pecah kulit, sehingga disarankan
untuk lahan yang tercemar Cd ditanami dengan tanaman biji-bijian (padi sawah)
dan bukan sayuran, karena Cd dalam daun bisa tinggi
4. Penggunaan
pupuk N-Urea memungkinkan penurunan Cd bagi tanaman dibandingkan menggunakan N-Ammonium
Sulfat, karena Ammonium Sulfat mengakibatkan tanah masam, Cd banyak terjerap
liat dan terserap oleh tanaman
5. Penggunaan
ion kompetitif (Ca dan Zn) sebagai ameliorant dapat menekan serapan Cd oleh
tanaman
6. Pengapuran
atau pemberian CaCO3 akan mengurangi keracunan Cd pada tanaman,
karena Ca akan terendap dengan karbonat dalam bentuk Ca3CO3.
Sedangkan penambahan ZnSO4
menurunkan Cd pada tanaman, karena Zn berfungsi sebagai ion kompetitif yang dapat menurunkan serapan Cd oleh
tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar