PENGENDALIAN
HAMA BUBUK BUAH KOPI
(Hyphotenemus
hampei Ferr)
Oleh : Sailan, SP, M.Si
KJF BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Pembina P4S
Cita Laksana Mandiri
Kopi
merupakan komoditas yang banyak dikonsumsi di dalam dan luar negeri serta
mempunyai peranan penting bagi perekonomian Indonesia
Peningkatan
produktivitas dan mutu hasil diharapkan akan meningkatkan pendapatan produsen
kopi menjadi lebih baik lagi
Produksi
perkebunan kopi rakyat memberikan bagian (share) lebih dari 90 % dari produksi
kopi di Indonesia
Dalam
dunia perdagangan disamping syarat mutu kopi yang umum (seperti ukuran biji,
kadar air, dan persentase cacat), konsumen menuntut syarat kebersihan dan
kesehatan
Warna
biji hitam, hitam sebagian, hitam pecah, biji berlubang satu, dan biji
berlubang lebih dari satu yang disebabkan oleh hama dan penyakit merupakan
nilai cacat (defect system) yang harus diperbaiki dalam kopi ekspor
Upaya
dalam meningkatkan mutu dan jumlah produksi kopi telah banyak diusahakan di
Indonesia terutama di perkebunan besar akan tetapi di perkebunan rakyat masih
sangat terbatas
Deskripsi Hama
Bubuk Buah Kopi
Hama
bubuk buah kopi merupakan kumbang kecil (small beetle), berwarna hitam
Serangga
betina
-
panjang
1,7 mm dengan kaki agak tersembunyi
-
Serangga
dewasa dapat bertahan hidup 67 hari
-
Telur
37 butir/ekor
-
Telur
menetas 5 – 9 hari
-
Stadium
larva 10-16 hari dengan masa istirahat sebelum menjadi pupa selama 2 hari
-
Larva
yang baru menetas memakan substansi dari biji kopi
-
Pergantian
kulit pada larva 2 kali
-
Larva
mendapat makanan selama 19 hari
Serangga
Jantan :
-
Stadium
larva 10-15 hari dengan masa istirahat sebelum menjadi pupa selama 2 hari
-
Larva
yang baru menetas memakan substansi dari biji kopi
-
Pergantian
kulit pada larva 1 kali
-
Larva
mendapat makanan selama 15 hari
Sex
Ratio jantan dan betina : 1 ekor jantan berbanding 20 ekor betina
Cara Hidup Hama
Bubuk Buah Kopi
Hama
bubuk buah kopi muncul dan terbang dari buah yang satu ke buah yang lain antara
pukul 16.00 s/d 18.00
Kemampuan
terbangnya mencapai jarak sejauh 350 meter
Serangga
betina yang hinggap langsung menggerek buah kopi dan akan terbang setelah
dibuahi oleh pejantannya, sedangkan pejantan tetap berada pada buah kopi dan
menggerek hingga buah menjadi berlubang-lubang
Faktor yang
Berpengaruh terhadap Populasi Hama Bubuk Buah Kopi
1.
Tinggi
temapt
2.
Naungan
3.
Kerentanan
tanaman kopi
Tinggi Tempat
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada ketinggian 244 - 467 m dpl stadium telur
sampai dewasa rata-rata 25 hari
Pada
ketinggian tempat 853 m dpl serangga yang muncul 33 hari lebih sedikit
dibandingkan pada ketinggian 427 m dpl
Dengan
demikian hama bubuk buah kopi banyak terdapat di daerah dataran rendah yang
keadaannya panas dan agak lembab, karena kondisi ini sangat disenangi dan
mengntungkan untuk perkembanganbiakan hama bubuk buah kopi
Naungan
Untuk
menciptakan sirkulasi udara dan sebaran sinar matahari yang seimbang diusahakan
1 pohon naungan dengan 8 tanaman kopi
Untuk
daerah yang curah hujannya rendah dianjurkan menanam 1 pohon naungan untuk 4
pohon kopi
Untuk
daerah yang curah hujannya tinggi dianjurkan menanam 1 pohon naungan untuk 8
pohon kopi
Dengan
demikian untuk menghindari tanaman kopi dari serangan hama bubuk buah harus
diusahakan pohon naungan yang tidak menjadi inang hama bubuk buah kopi, dapat
menyuburkan tanah, perakaran tidak mengganggu tanaman kopi, tidak mudah patah
dan dapat diatur, dan dapat hidup pada musim kemarau
Kerentanan
Tanaman Kopi terhadap Hama Bubuk Buah Kopi
1.
Umur
Buah Kopi
-
Buah
kopi yang masih lunak hanya untuk makanan hama bubuk buah kopi
-
Buah
kopi yang sudah cukup keras akan dibuat lubang gerekan pada diskusnya, lalu
hama bubuk buah kopi akan hidup di dalamnya
Hama bubuk buah
kopi menyerang pada semua tingkatan umur buah kopi termasuk buah yang sudah
berjatuhan di atas tanah
2.
Jenis
Kopi (Varietas)
-
Hama
bubuk buah kopi menyerang buah kopi yang lebih lunak (softer) dan kulitnya
lebih mengkilat (shining)
-
Jenis
kopi Liberika kurang disukai karena kulitnya relatif tebal
-
Jenis
Robusta sangat disukai, tetapi kurang penting bagi perkembangbiakan hama bubuk
buah kopi, karena terdapat di dataran tingggi
-
Klon
SA 13 dan SA 34 kurang disukai hama bubuk buah kopi
Gejala Kerusakan
dan Kerugian Akibat Serangan Hama Bubuk Buah Kopi
1.
Buah-buah
muda akan digerek dan dilubangi diskusnya
2.
Hama
bubuk buah kopi masuk ke dalam endoperma sehingga jaringan menjadi rusak
3.
Buah
muda yang sudah digerek menjadi pucat, gugur, dan membusuk
4.
Buah
tua merupakan tempat perkembangbiakan hama bubuk buah kopi dan sebagai
preferensi (pilihan) tempat meletakkan telur, pelindung, makanan larva dan
serangga dewasa
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa :
1.
Telur
paling banyak terdapat pada buah masak (495), buah sedang masak (278), dan pada
buah hitam di pohon (272).
2.
Larva
paling banyak terdapat pada buah hitam di pohon (418) dan buah masak (329)
3.
Pupa
paling banyak terdapat pada buah hitam di pohon (67) dan buah masak (49)
4.
Imago
paling banyak terdapat pada buah hitam berlubang (318) dan buah hitam di pohon
(107)
Cara
Pengendalian Hama Bubuk Buah Kopi
Pengendalian
hama buah kopi secara terpadu dengan pendekatan ekologik dan ekonomik terhadap
strategi dan cara pengendalian hama agar hama tanaman dalam keadaan yang tidak
merugikan
1.
Biologis
2.
Mekanis
3.
Kimiawi
Pengendalian
secara biologis dengan memelihara musuh alami (Dendymus rubiginosus, Prorops nasuta, Heterospilus coffeicola,
cendawan Spicaria javanica dan Botrytis stephanoderes
Pengendalian
Mekanis dengan cara petik buah, racutan, dan lelesan
Pengendalian
Kimiawi dengan memperhatikan ambang ekonomis dari hama bubuk buah kopi sesuai
anjuran (5 % dari 200 buah kopi terserang atau 50 buah kopi/ batang telah
terserang hama bubuk buah kopi)
Pestisida
yang sering digunakan adalah Metidation dan Endosulfan atau sesuai dengan
anjuran petugas perkebunan setempat
Kesimpulan :
Untuk
mengurangi hama bubuk buah kopi sebanyak-banyaknya dapat dilakukan dengan
pemetikan buah yang terserang pada awal panen, waktu panen, dan pengumpulan
buah yang berjatuhan di atas tanah
Penggunaan
pestisida harus secara bijaksana dan sesuai anjuran petugas perkebunan setempat
Apabila
menggunakan musuh alami, mintalah petunjuk yang jelas dan benar pada petugas
perkebunan setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar